INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Aryo Menak Dan Tujuh Bidadari

Aryo Menak ialah seorang perjaka yang hidupnya selalu mengembara ke hutan. Suatu malam tepatnya bulan purnama, ia beristirahat di sebuah pohon yang berada di akrab danau, seketika ia melihat cahaya dipingir danau itu dan secara perlahan ia mendekati dan melihat cahaya itu. Ketika ia melihat, ia sangat terkejut alasannya ada tujuh Bidadari yang sedang mandi dan bersenda gurau.

 ialah seorang perjaka yang hidupnya selalu mengembara ke hutan Aryo Menak dan Tujuh Bidadari
Ia pun begitu terpesona oleh kecantikan ketujuh bidadari itu, sampai terbesit dalam benaknya jikalau ia ingin mempunyai satu dari ketujuh bidadari itu dengan mengendap dan mengambil salah satu selendangnya.

Tak usang sesudah itu, para Bidadari pun bergegas mengambil pakaiannya dan segera terbang ke istana, namun bidadari termuda tak bis terbang alasannya selendangnya tidak ada, ia pun merasa duka dan menangis.

Ketika sang Bidadari menangis, Aryo Menak pun mendekatinya dan berpura-pura tidak tahu dan bertanya apa yang terjadi. Iapun mengatakan.

“Mungkin ini sudah menjadi kehendak para Dewa semoga Bidadari sementara waktu membisu di bumi. Saya berjanji akan menghiburmu, janganlah beredih”. Ucap Aryo Menak.

Sang Bidadaripun percaya padanya sampai ia membawa sang Bidadari itu ke rumah. Setelah beberapa usang Aryo Menak melamarnya dan sang Bidadaripun tidak menolaknya.

Meskipun selendangnya sudah tidak ada, namun bidadari masih mempunyai ilmu gaib, salah satunya ia dapat memasak sepanci nasi dari satu butir beras namun dengan syarat Aryo Menak dihentikan menyaksikannya.

 ialah seorang perjaka yang hidupnya selalu mengembara ke hutan Aryo Menak dan Tujuh Bidadari
Suatu ketika, Aryo Menak ingin tau alasannya beras yang ada di lumbungnya tidak pernah habis padahal istrinya itu selalu memasak setiap hari. Ketika istrinya pergi, Aryo ingin tau dan pergi ke dapur untuk membuka panci yang suka dijadikan alat untuk memasak nasi. Perbuatan Aryo itu menciptakan kekuatan istrinya hilang.

Sang Bidadaripun sangat terkejut ketika ia tahu apa yang terjadi, sampai ketika itu ia harus mmemasak beras dari lumbungnya Aryo Menak. Lama kelamaan beras itupun semakin berkurang sampai alhasil terlihat dasar lumbungnya itu. Ketika hendak mengambil beras, sang Bidadari itu sangat terkejut alasannya ia melihat selendangnya yang hilang waktu itu. Hingga ketika ia melihat selendang itu, ia mempunyai niat untuk pulang ke istana. Dan ketika malam datang sang Bidadari pun mengenakan selendang itu, tubuhnya lebih ringan dan ia alhasil dapat terbang ke istana.

Ketika Aryo Menak mengetahui hal itu, diapun duka alasannya sang Bidadari telah meninggalkannya. Mulai ketika itu ia dan anaknyapun berpantang untuk memakan nasi.

***

Jika Anda menyukai Cerita Aryo Menak dan Tujuh Bidadari, Anda dapat membagikannya ke Twitter, Facebook, Google+, Pinterest atau ke situs lainnya (tentunya menyertakan link balik ke http://direktoricerita.blogspot.co.id/).

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel