INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Keong Dan Kancil Balapan Lari

Pada suatu hari yang panas, kancil ingin minum di sebuah sungai. Ketika tiba di akrab sungai, kancil melihat seekor keong berjalan ke arah sungai. Keong itu berjalan pelan sekali di antara dua buah semak berduri sehingga kancil tidakbisa lewat.

“Yong, cepat sedikit! Aku haus sekali,” kata kancil
“Tunggu, cil,” kata keong.

 kancil melihat seekor keong  berjalan ke arah sungai Keong dan Kancil Balapan Lari
Keong berusaha berjalan secepat mungkin tapi kancil sudah tidak sabar. Kancil murka dan mulai mengejek keong.

“Makanya, yong. Kalau mau jalanmu cepat, jangan bawa-bawa rumahmu,” kata kancil.
Kancil terus mengejek sehingga keong kesal. “Jalanku memang pelan. Tapi saya dapat lari lebih cepat darimu,”
“Kamu lari lebih cepat dariku?” kancil tertawa geli hingga terguling-guling di tanah.
“Kamu tidak percaya? Jalanku memang lambat, tapi jikalau mau saya dapat lari lebih cepat darimu.”
“Kalau begitu, kita balapan yuk!” kata kancil
“Ayo, siapa takut! Besok kita balapan lari dari pohon cemara hingga pohon durian itu.”
“Baik, besok kita bertemu pada waktu matahari terbit. Jangan nangis jikalau kalah, ya.” Kancil pun pergi sambil tertawa-tawa.

Seekor kelinci dan burung-burung menasihati keong semoga membatalkan balapan. “Kau niscaya kalah,” kata kelinci. “Benar, batalkan saja,” kata burung pipit.
“Datang saja besok, kita lihat apa yang terjadi,” kata keong.

Esok paginya, seluruh warga hutan sudah mendengar isu keong menantang kancil balapan. Banyak binatang tiba menonton. Kancil bahagia sekali. Dia yakin sekali akan menang.

“Yong, kamu yakin akan tetap balapan denganku? Tak perlu malu, belum terlambat untuk membatalkannya.”
Keong menjawab dengan percaya diri, “Ayo kita mulai!”

Balapan dimulai. Kancil mulai berlari. “Yong, saya lari pelan-pelan saja... toh saya akan tetap menang.”
“Hei, kancil! Aku di depanmu!”
Kancil terkejut. Keong sudah mendahuluinya. Kancil pun mempercepat larinya.

Beberapa dikala kemudian....
“Yong?”
“Aku di sini!” terdengar bunyi kecil di depan kancil.
Kancil kini lari secepat-cepatnya, tapi....
“Yong?”
“Hei, kancil! Kalau tidak cepat, kamu akan kalah!”

Tiap kali kancil memanggil, “Yong?”, keong selalu ada di depannya.
Kancil sudah hampir hingga di pohon durian. Dengan gugup ia memanggil, “Yong?”
Keong sudah ada di bawah pohon durian. “Aku di sini, cil. Aku menang!”
Penonton bersorak sorai. Kancil yang sombong sangat malu. Ia pergi dengan kepala tertunduk.
Benarkah keong berlari lebih cepat dari kancil? Tentu saja tidak! Tapi keong cerdik. Ia mengumpulkan teman-temannya. Semua keong tampak serupa. Keong yang berbagai itu berjalan pelan-pelan di sepanjang jalur balapan. Tiap ada panggilan, “Yong?” keong yang berada di depan kancil menjawab. Satu keong bersembunyi di bawah pohon durian, ketika kancil hampir sampai, ia menampakkan diri.

Siapa lemah harus cerdik!

***

Jika Anda menyukai Cerita Anak Keong dan Kancil Balapan Lari, Anda dapat membagikannya ke Twitter, Facebook, Google+, Pinterest atau ke situs lainnya (tentunya menyertakan link balik ke http://direktoricerita.blogspot.co.id/).

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel